Menurut Lembaga Riset Internasional Ken Research, pasar logistik yang ada Indonesia diprediksi akan tumbuh secara signifikan hingga USD 94 miliar pada tahun 2025. Saat ini, Otoritas Pelabuhan menggunakan sistem terintegrasi INSW untuk mempercepat proses penerbitan izin, pemeriksaan dokumen, bea cukai, dan izin komoditas dalam lingkungan yang kurang berbasis kertas.
Antara tahun 2020 dan 2024, Pemerintah perlu menginvestasikan USD 430 miliar untuk infrastruktur, yang merupakan 6 persen dari PDB, tetapi Pemerintah hanya dapat menutupi 30 persen dari pengeluaran ini dengan dana publik. Akibatnya, Kemitraan Pemerintah-Swasta akan memainkan peran kunci. Ritel online dan e-commerce menjadi semakin populer di Indonesia berkat Covid-19, dan tren ini diproyeksikan akan berlanjut selama lima hingga sepuluh tahun ke depan hingga tahnun 2032.
Baca juga: Freight Forwarder & Cargo Logistik Transport (Top 3)
Pemerintah telah berjanji untuk mempersingkat waktu yang dihabiskan di pelabuhan-pelabuhan utama termasuk Tanjung Priok, Jakarta, dan Tanjung Perak, Jawa Timur, melalui pembangunan sistem Indonesia National Single Window (INSW) dan wilayah terbatas logistik untuk menurunkan tarif. angkutan laut telah dibangun di pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung sebagai bagian dari Program Tol Laut, dan layanan di enam rute yang menghubungkan kota-kota besar dengan daerah-daerah terpencil telah dimulai.
Meskipun tarif pajak penghasilan lebih tinggi, pemerintah Indonesia mengizinkan kepemilikan asing di semua 34 sektor yang dibuka untuk kepemilikan asing pada tahun 2016 selain ritel dan grosir. Karena COVID, banyak orang di Indonesia lebih suka melakukan pembelian secara online daripada secara langsung, membuat e-commerce dan ritel online sangat populer di negara ini. Barang-barang kesehatan dan kebersihan pribadi, khususnya, telah mengalami peningkatan penjualan yang signifikan untuk beberapa pemasok.
Baca juga: Gambaran Umum Industri Logistik Pihak Ketiga India
Semakin banyak perusahaan Indonesia yang menggunakan pelacakan GPS, Tag RFID, dan menara kontrol untuk memenuhi kebutuhan klien mereka, meskipun mereka melakukannya dengan biaya tambahan. Peleton, ASRS, sistem manajemen pergudangan, sistem manajemen kargo, dan sistem komunikasi dan informasi seperti EDI, yang dapat digunakan untuk mengurangi dokumen dan meminimalkan waktu yang diperlukan untuk prosedur kepatuhan, adalah teknologi mendatang lainnya yang dapat digunakan untuk mengurangi dokumen dan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk prosedur kepatuhan.
Ada kepercayaan yang berkembang di kalangan analis Ken Research, yang baru-baru ini menerbitkan laporan berjudul “Lanskap Persaingan Pemain Logistik Top di Indonesia” bahwa pasar logistik di Indonesia akan berkembang karena meningkatnya persaingan dan otomatisasi, bandara baru dan kota ekonomi yang dikembangkan untuk logistik. operasional di Indonesia.
Baca juga: Upaya Dukungan Logisitik untuk ECommerce di Filipina