Layanan JNE Trucking (JTR) akan dimanfaatkan Bukalapak, platform marketplace pertama, untuk memperlancar pengiriman barang yang beratnya lebih dari 10 kilogram dan lebih besar dari 10 kilogram. Dengan memanfaatkan layanan ini, Pelapak diberi kesempatan untuk lebih leluasa mengirimkan berbagai komoditas, termasuk furnitur, barang teknologi, dan lain-lain.
Baca juga: JNE Trucking vs Deliveree: Menandingkan Raja Ekspedisi
JTR merupakan layanan pengiriman yang dikembangkan dan diperkenalkan oleh JNE khusus untuk pengiriman produk yang memiliki berat minimal lebih dari 10 kilo. Pengiriman dengan harga terjangkau menggunakan jaringan truk yang dapat melakukan perjalanan baik di darat maupun laut.
Untuk saat ini, hanya pelapak yang berbasis di Sumatera, Jawa, atau Bali yang bisa memanfaatkan JTR. Diperkirakan JTR sudah bisa diakses di seluruh Indonesia pada akhir bulan Maret 2018. JNE menegaskan telah melakukan pengiriman dengan total berat lima ratus ton sejak perusahaan ini didirikan tiga tahun lalu.
“Kami berdedikasi untuk meningkatkan kualitas layanan kami setiap saat. Meskipun ada lebih banyak pengiriman dengan ukuran yang lebih kecil sejauh ini, jumlah pengiriman besar telah menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Ada banyak penjual yang tidak nyaman di luar sana. Karena mahalnya biaya dan tidak bisa dilacak, tapi JTR bisa membantu mengatasi masalah ini,” kata Co-Founder dan Chief Financial Officer Bukalapak Fajrin Rasyid, Kamis (22/2).
Menurut Fajrin, JTR mendapatkan promosi internal sekitar awal Februari 2018. Ada sekitar 25 ribu penjual yang telah mengaktifkan layanan ini di toko online mereka; namun, jika dilihat dari frekuensi persalinan, angka ini tidak dianggap terlalu tinggi. Fajrin tidak merinci jumlah pastinya, namun ia menyebut sekitar puluhan paket yang dikirim JTR setiap hari.
Baca juga: Mengenal Layanan JNE Trucking: Ongkos dan Cara Lacak Paket
Eri Palgunadi, Vice President Marketing JNE, menyatakan JTR merupakan solusi yang diberikan perseroan setelah perseroan mempertimbangkan potensi industri e-commerce yang terus berkembang.
Menurut Eri, pola orang yang mulai bereksperimen dengan pembelian online adalah memulai dengan pembelian produk yang lebih kecil. Ketika mereka telah mencapai tingkat kepercayaan diri, frekuensi mereka berbelanja online akan terus meningkat. Ukuran barang yang bisa dibeli terus bertambah.
“Sesuai dengan statistik yang kami kumpulkan selama dua tahun terakhir, jumlah pengiriman barang-barang berat semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa ada pasar di daerah ini, selain infrastruktur yang membaik untuk industri logistik. Tentu saja. , ini sesuai dengan arah yang ingin kita masuki,” jelas Eri.
Ia menegaskan, JTR lebih hemat biaya dibandingkan metode pengiriman lainnya. Sebagai gambaran, jika pelapak ingin mengirimkan produk seberat 10 kilogram dari Jakarta Selatan ke Bekasi melalui REG atau YES, maka akan dikenakan biaya masing-masing sebesar Rp 90 ribu dan Rp 180 ribu. Sementara itu, ketika pelanggan menggunakan JTR, mereka hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 25.000, dan jangka waktu pengiriman diperkirakan antara tiga hingga tujuh hari kerja, tergantung pada kota tujuan.
Untuk memberikan bantuan kepada JTR, JNE telah mengorganisir sepuluh truk besar untuk melakukan perjalanan di seluruh wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali setiap hari. Sementara itu, JNE memiliki total lebih dari 2.000 armada pengiriman mulai dari ukuran kecil hingga besar, 56 kantor cabang, dan sekitar 6.000 koneksi jaringan pengiriman untuk mempermudah akses pengiriman.
Eri menyebut awal mula Bukalapak sebenarnya bertepatan dengan awal komersialisasi layanan JTR ini. Karena itu, perjanjian ini tidak eksklusif. Ini mendorong peserta tambahan untuk mengintegrasikan platform mereka dengan JTR dan menyambut partisipasi mereka.
“Namun, untuk saat ini pemilik usaha yang berminat memanfaatkan JTR secara perorangan belum bisa melakukannya. Mereka hanya diperbolehkan menjadi penjual di Bukalapak, sehingga wajib dilakukan di sana terlebih dahulu” tambahnya.
Baca juga: Layanan Pengirimang JNE Trucking Hadir untuk Pengiriman Besar