Dengan menandatangani perjanjian kerjasama di lokasi PT Pos Logistik Indonesia BO Bekasi di Kota Bekasi, perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) dan Sentral Cargo berkolaborasi pada tahap awal pengembangan ekosistem logistik digital pertama di Indonesia, dengan tujuan untuk menurunkan biaya yang terkait dengan logistik. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai profil dan layanan Sentral Cargo simak ulasan kami di bawah ini.
Baca juga: Cek Tarif Sentral Cargo Terdekat vs Deliveree
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia, Siti Choiriana, dan Direktur Utama Central Cargo, Okie Octavia Kurniawan menandatangani perjanjian kerja sama. Penandatanganan kerjasama tersebut disaksikan oleh Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, serta jajaran manajemen PT Pos Indonesia.
“Pengurangan pemborosan pengeluaran logistik di Indonesia merupakan tujuan dari kerja sama ini. Terutama karena biaya logistik yang ada saat ini cukup mahal. Ini akan menjadi faktor signifikan dalam menurunkan biaya yang terkait dengan logistik” kata Siti Choiriana, direktur operasi bisnis kurir dan logistik di PT Pos Indonesia.
Menurutnya, penandatanganan kerjasama ini merupakan babak baru kolaborasi antara organisasi kurir dan logistik di Indonesia dalam rangka membangun ekosistem logistik digital. Bab ini dibuat untuk membangun ekosistem logistik digital. Ekosistem logistik ini diharapkan dapat memberikan solusi atas masalah pendistribusian produk secara cepat dan luas.
Di masa depan, ekosistem logistik digital ini akan menggabungkan berbagai jenis layanan, termasuk kurir ritel, logistik, dan kargo, ke dalam satu platform. Orang akan merasa lebih mudah untuk menggunakan layanan pengiriman karena solusi ini.
Menurutnya, konsolidasi perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia akan berdampak pada penurunan biaya logistik secara keseluruhan yang masih cukup tinggi. Menurut data tahun 2018, pengeluaran logistik Indonesia menempati posisi tertinggi di kawasan ASEAN.
Baca juga: Kolaborasi Pos Indonesia & Sentral Cargo Wujudkan Ekosistem Logistik Digital
Investigasi yang dilakukan oleh Bank Sentral Indonesia menemukan bahwa biaya logistik Indonesia menyumbang 23 hingga 24 persen dari PDB negara. Tidak hanya itu, dia juga menyatakan bahwa kemitraan dua bisnis pelayaran ini merupakan langkah kolaboratif untuk membuka ekonomi baru di seluruh pelosok tanah air. Untuk keperluan angkutan barang ke Papua, misalnya, kapal bisa mengangkut barang bukan hanya sekali tapi dua kali (pulang pergi).
“Papua adalah salah satu tujuan yang dikunjungi kapal saat melakukan pengiriman. Setelah itu, ketika berlayar kembali ke pelabuhan, kapal akan ditebar dengan berbagai barang Papua yang akan dijual ke seluruh Indonesia” ungkapnya.
Pembentukan jaringan kurir dan logistik menjadi lebih layak secara ekonomi sebagai akibat langsung dari kemitraan ini. Dia menyatakan bahwa “fitur layanan juga tumbuh lebih baik,” menambahkan bahwa “rantai pasokan barang bagus sehingga mudah bagi masyarakat.”
Baca juga: Bangun Ekosistem Logistik Berbasis Digital, Pos Indonesia Libatkan Sentral Cargo