Your browser does not support JavaScript!

Lonjakan Sektor Logistik Akibat Restriksi Darurat PPKM

Lonjakan Sektor Logistik Akibat Restriksi Darurat PPKM

Terlepas dari “karantina pendek” baru-baru ini yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia di seluruh Jawa dan Bali dan dijuluki “PPKM darurat” (pembatasan aktivitas publik), sektor logistik terus mengalami perkembangan yang kuat, menurut analis industri.

Peningkatan Logistik Bisa Jadi Peluang

Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), mengatakan pada 7 Juli lalu, bisnis logistik di industri jasa pengiriman memiliki potensi untuk berkembang sebesar 25%-30%. Dia mengklaim bahwa penutupan sementara pusat perbelanjaan telah memaksa orang untuk mengandalkan layanan logistik daripada gerai ritel tradisional untuk kebutuhan mereka.

Menurut Bisnis.com, “Hal ini didukung oleh banyaknya pengiriman makanan, serta pengiriman untuk kebutuhan dan barang sehari-hari,” jelas Hanafi.

Dia menjelaskan, pelaku usaha di industri ini jauh lebih siap menghadapi pembatasan berat yang diberlakukan PPKM darurat, serta menegakkan prosedur kesehatan bagi kurir lapangan dan perangkat pendukungnya.

Baca juga: Jasa Pengiriman Barang dalam Jumlah Besar (Aplikasi Delivery)

Nailul Huda, direktur pusat inovasi dan digital INDEF, mengungkapkan sentimen ini, menjelaskan bahwa pembatasan operasi ekonomi memiliki pengaruh yang menguntungkan pada aktivitas online seperti e-commerce serta bisnis pendukung seperti logistik.

“Industri logistik berpotensi tumbuh 1,5-2 kali lipat, terutama bagi perusahaan logistik digital yang bekerja sama dengan berbagai platform e-commerce dan platform social commerce,” kata Huda.

Hal ini didukung oleh Bank Indonesia yang menargetkan transaksi elektronik mencapai Rp201 triliun pada akhir 2020, meningkat 38,42 persen dalam satu tahun. Tahun ini, angka tersebut diperkirakan melebihi Rp266 triliun, menurut perkiraan.

Baca juga: Jasa Pengiriman Barang Berat: Bisnis Ekspedisi Truk Kargo

Lonjakan pada Platform E-Commerce

Tokopedia, salah satu platform e-commerce, menunjukkan peningkatan penjualan di bawah PPKM Darurat. Bahkan, penjualan di bidang kesehatan meningkat hingga dua kali lipat dari sebelum PPKM Darurat.

Selain kesehatan, peningkatan paling signifikan terlihat pada makanan dan minuman, literatur, perawatan tubuh, dan game. Sementara itu, Papua, Banten, Papua Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur menjadi provinsi dengan kenaikan transaksi terbesar selama 10 hari PPKM Darurat.

Di penyedia jasa logistik, ada kecenderungan serupa. Sejak wabah tersebut, bisnis logistik Shipper Indonesia mengalami peningkatan pengiriman barang sebesar 30 persen.

Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, nilai transaksi e-commerce yang menguasai 34% pasar digital Indonesia akan meroket pada 2030 mencapai Rp1.908 triliun.

Dia memperkirakan pertumbuhan tersebut akan diikuti oleh sektor-sektor terkait, seperti layanan bagi mitra bisnis (B2B) senilai Rp763 triliun. “Ini adalah layanan yang akan menciptakan koneksi baru dalam ekonomi digital kita,” kata Lutfi sebelumnya.

Baca juga: Jasa Angkut Terdekat: Bisnis Logistik

Steven Widjojo

Artikel diperbarui pada July 22, 2021

Steven Widjaja memiliki gelar Komunikasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Dengan pengalaman lebih dari 6 tahun, dia telah menghasilkan tulisan yang menyederhanakan proses logistik, sehingga lebih mudah dipahami.