Yamato Holdings berencana untuk melakukan ekspansi bisnis logistik mereka di Asia Tenggara, dengan membuka jasa ekspedisi bagi para eksportir dan importir di Indonesia dan Myanmar.
Bisnis Yamato di negeri matahari terbit mengalami kendala karena kekurangan tenaga kerja lokal. Oleh karena itu, Yamato memutuskan untuk melakukan ekspansi di kawasan Asia Tenggara dimana di kawasan ini permintaan akan layanan logistik cukup tinggi, seiring dengan pertumbuhan ekonomi regional ASEAN.
Di Indonesia, Yamato mulai mengoperasikan jasa ekspedisi mereka pada akhir Februari yang fokus pada perdagangan internasional serta sebagai penyedia jasa pindahan. Dalam pelaksanaannya, Yamato bekerja sama dengan distributor lokal, Multisarana Bahtera Mandiri untuk mendirikan Yamato Indonesia Forwarding yang melayani jasa pengiriman barang secara multi moda, via darat, laut, dan udara.
Perusahaan asal negeri sakura ini sebenarnya telah membuka cabang di Indonesia pada 2013 dengan nama Yamato Indonesia. Perusahaan ini berfungsi sebagai konsultan bagi perusahaan asal Jepang yang beroperasi di Indonesia. Dengan adanya peraturan baru pemerintah RI yang memungkinkan perusahaan asing memiiliki akses yang lebih luas di pasar logistik, Yamato menargetkan untuk terlibat di perdagangan antara Jepang dan Indonesia, serta di kawasan ASEAN.
Untuk operasionalnya di Myanmar, Yamato berencana mengoperasikan bisnisnya pada April mendatang. Selain menyediakan jasa ekspedisi bagi perdagangan internasional, Yamato juga menawarkan jasa pengiriman menggunakan truk. Kini Myanmar telah memiliki banyak kawasan industri, dan banyak pula perusahaan asal Jepang yang beroperasi di negara asal Aung San Suu Kyi ini. Yamato menargetkan untuk menjadi pemimpin pasar pengangkutan barang antara Myanmar dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Laos, dll.
Yamato bekerjasama dengan distributor lokal, Aye International Group untuk mendirikan Yamato Global Logistics Myanmar. Mereka juga berencana untuk membangun gudang di Myanmar.
Yamato memulai ekspansi mereka di Asia pada 2010, saat mereka mendirikan jasa kiriman paket di Shanghai dan Singapura. Pada awalnya, Yamato memasuki pasar Asia dengan mendirikan unit sendiri. Namun, perusahaan kemudian mengubah strateginya dengan mengakuisisi perusahaan lokal atau bekerjasama dengan distributor lokal yang telah memiliki nama di negara mereka sendiri guna mempercepat proses ekspansi Yamato.
Di tahun 2016, Yamato berinvestasi di perusahaan pengiriman paket asal Malaysia, GD Express Carrier. Tahun lalu, Yamato juga mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan pengiriman paket asal Thailand, Siam Cementgroup.
Hingga Maret 2017, penjualan di luar negeri hanya menyumbang sekitar 2% dari total penjualan secara keseluruhan. Pendapatan utama Yamato masih bergantung pada bisnis pengiriman paket domestik di Jepang. Meskipun ada tren positif yang disebabkan oleh kenaikan harga, Yamato masih bergulat dengan kendala kurangnya tenaga kerja lokal yang sepertinya akan terus menjadi tantangan ke depan bagi mereka.
Hal inilah yang memacu Yamato untuk melakukan ekspansi ke luar Jepang. Akan tetapi, Yamato harus bersaing ketat dengan sesama perusahaan asal Jepang lainnya, seperti Nippon Express dan Hitachi Transport System yang telah lebih dulu memulai ekspansinya. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, Yamato diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan lokal, memperluas jaringan regional, dan menggabungkan jasa pengiriman paket dengan layanan logistik internasional.