Nicholas Holt menyoroti lima tren utama di balik pertumbuhan pasar dan industri logistik di Asia-Pasifik.
Lebih dari lima tahun belakangan ini, investasi global yang masuk ke pasar industri dan logistik meningkat dua kali lipat, mencapai total 126 trilyun USD di tahun 2017. Memiliki tren pertumbuhan yang stabil pada tahun-tahun sebelumnya, pasar dan industri logistik saat ini memiliki pertumbuhan modal yang dinamis, dan menarik lebih sedikit hasil dari retail properti di beberapa pasar.
Evolusi tersebut didorong dengan minat yang tinggi di kalangan investor terhadap pasar dan industri logistik, mulai dari perusahaan private equity (PE), perusahaan investasi sampai private investors maupun perusahaan keluarga. Platform dan transaksi portofolio dalam industri ini semakin umum di kalangan investor yang gencar menanamkan modalnya ke dalam bentuk aset berskala besar.
Meningkatnya industri belanja online di pasar Eropa dan Amerika Serikat menjadi salah satu faktor utama yang membuat pasar industri logistik semakin diminati. Hal itu juga sejalan dengan permintaan jasa pengiriman modern yang terus meningkat di kalangan retailer. Di Eropa, estimasi pertumbuhan industri rental mengindikasikan bahwa pasar industri logistik sangat sehat untuk tujuan investasi, bersamaan dengan jumlah saham yang langka (supply) dan permintaan yang meningkat.
Tiongkok mengembangkan industri hilir
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok selama 30 tahun terakhir tidak lepas dari keberhasilan mereka sebagai pusat workshop dunia. Tetapi, melalui rencana strategis ekonominya, yang dikenal dengan sebutan Made in China 2025, Tiongkok mengembangkan industri hilir, dengan tujuan akhir agar dapat bersaing dalam industri manufaktur teknologi inovatif di tingkat global.
Pasar industri logistik modern dan kawasan-kawasan bisnis berbasis teknologi tengah mencari modal lebih untuk memperluas wilayah bisnis mereka dan memperbarui wilayah lama.
Industri e-commerce di Asia Tenggara
Karakteristik pasar yang terfragmentasi, minimnya metode pembayaran online, dan masyarakat yang lebih memilih berbelanja secara konvensional merupakan beberapa alasan yang menjadikan industri e-commerce tidak memiliki kekuatan yang signifikan di Asia Tenggara jika dibandingkan dengan kawasan lainnya, seperti Eropa, Amerika Serikat, Asia Pasifik. Namun, saat iniindustri e-commerce di Asia Tenggara mendapatkan angin segar untuk tumbuh dengan hadirnya retailer seperti Alibaba dan Tencent di kawasan ini.
Seiring dengan pasar retail yang bergerak ke arah digitalisasi, permintaan akan jasa pergudangan logistik modern di dekat pusat kota besar dan permintaan akan jaringan transportasi (layanan jasa logistik) akan semakin meningkat pula.
Inisiatif “Satu Sabuk Satu Jalur” (Belt and Road Initiative)
Strategi pembangunan ekonomi Tiongkong, yang dikenal dengan “Inisiatif Satu Sabuk dan Satu Jalan” telah memberikan pengaruh pada pasar di kawasan Eurasia (Eropa-Asia). Strategi pembangun ini juga telah mengundang investasi di industri logistik, pembangkit listrik/energi dan zona ekonomi yang menguntungkan kontraktor-kontraktor Tiongkok, dan menjadikan Tiongkok sebagai pasar tujuan investasi.
Sementara investasi awal difokuskan pada infrastruktur, Tiongkok kemungkinan akan memindahkan industri manufakturnya ke kawasan Asia Tenggara dan Afrika, terutama dengan adanya jaringan transportasi baru yang memberikan kesempatan signifikan dalam sektor logistik seiring rantai pasokan ditingkatkan.
Skala visi yang tipis, ditambah dengan berbagai tingkat efektivitas kelembagaan dan risiko pasar, menunjukkan bahwa kemajuan diperkirakan akan tidak tidak, dengan peluang yang mencemaskan. Namun, Thailand, Malaysia, dan Kamboja sudah melihat ketertarikan produsen Tiongkok, retailer manufaktur internasional, dan pengembang real estate.
Reformasi Pajak di India
Di tahun 2017, reformasi pajak terbesar dalam sejarah India telah diterapkan – Pajak Barang dan Jasa. Sebelum itu, produk-produk yang sama dijual dengan harga yang berbeda-beda di sepanjang perbatasan negara. Sekarang, perbedaan harga tersebut sudah tidak ada lagi, seiring dengan penerapan Pajak Barang dan Jasa yang menggantikan pajak negara dan pajak federal. Hal itu menciptakan keseragaman dan kepastian yang lebih tinggi di pasar India.
Reformasi pajak di India telah menciptakan hasil yang signifikan terhadap industri supply chains. Pemindahan/penghilangan pos pemeriksaan (di perbatasan) telah menghasilkan pendistribusian barang yang lebih cepat, meningkatkan permintaan terhadap gudang-gudang oleh perusahaan yang mencari penggandaan skala ekonomi.
Hasilnya adalah penggabungan gudang sehingga hal tersebut juga mendorong investor untuk berinvestasi.
Amerika Serikat vs. Tiongkok
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok di tahun 2018 telah mengakibatkan beberapa bisnis perlu me-review dan menilai ulang strategi dan menilai ulang risiko yang mereka hadapi. Investor manufaktur yang mungkin menghadapi kenaikan tarif jika perang dagang semakin memburuk bisa jadi akan menyesuaikan supply chain mereka, dan banyak yang telah melihat kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Jika perang dagang ini semakin memburuk, maka aktor bisnis akan mencari alternatif lain dengan melakukan reshoring maupun outsourcing, yang akan berpengaruh pada perekonomian di kawasan Asia-Pasifik.