Your browser does not support JavaScript!

Malaysia Jadikan Pelabuhan Klang Sebagai Pusat Logistik ASEAN

Pemerintah Malaysia berniat mengirim lebih banyak kargo asal Indonesia dan Thailand melalui Pelabuhan Klang untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di dunia.

Menteri Transportasi Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, mengatakan bahwa Pelabuhan Klang -yang merupakan pelabuhan tersibuk ke-11 di dunia- juga akan memiliki peranan yang lebih penting setelah proyek kawasan industri pelabuhan di Carey Island seluas 100 km2 rampung.

Kami ingin menjadikan Pelabuhan Klang sebagai pusat logistik penting di ASEAN. Untuk merealisasikan hal ini, kami berharap dapat meningkatkan jumlah kargo yang berasal dari Sumatra, Indonesia, dan Thailand”.

“Kami juga akan membangun pelabuhan yang lebih besar, termasuk di Carey Island yang terhubung dengan Pulau Indah,” tambah Liow.

“Nantinya akan ada Northport, Westport, dan Carey Island, yang akan menjadi pelabuhan yang sangat besar dengan fasilitas yang baik,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa langkah tersebut juga akan memperhatikan perluasan Zona Bebas Pelabuhan Klang (PKFZ) dari Pulau Indah ke Carey Island.

Selain sebagai kawasan industri pelabuhan, Carey Island juga diproyeksikan sebagai sebuah kota baru. Liow, yang juga dipercaya oleh Kabinet sebagai pimpinan Satuan Tugas Logistik Nasional mengatakan bahwa ia sangat yakin pelabuhan terbesar di Malaysia tersebut akan menjadi pusat logistik ASEAN.

Tahun lalu, Pelabuhan Klang berhasil menampung lebih banyak kargo yang setara dengan 13 juta TEUs (Twenty Foot Equivalent Unit). Pelabuhan ini sangat efisien. Jika kita bekerja sedikit lebih keras, kita bisa menempati posisi 10 besar di dunia”. Liow juga menambahkan, sebagai ketua satgas, ia akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan & Perdagangan Internasional dan Kementerian Perindustrian & Unit Perencanaan Ekonomi.

Pada tahun 2015, Pelabuhan Klang menampung peti kemas sebanyak 11.89 juta TEUs. Liow yakin bahwa para stakeholder bisnis logistik akan mendukung target pemerintah dalam menjadikan Malaysia sebagai pusat logistik di kawasan ASEAN.

“Untuk memastikan keberhasilan rencana ini, kita harus memastikan bahwa jaringan transportasi kargo via rel, pelabuhan, maupun udara serta infrastruktur pendukung lainnya dapat terus beroperasi dengan baik,” tambah Liow.

Artikel diperbarui pada March 15, 2018