Selama krisis Covid-19, ekonomi Vietnam mengungguli hampir setiap negara lain kecuali China. Ini diperluas sebesar 2,9 persen tahun lalu, terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar negara lain berada dalam resesi.
Produsen menyadari pentingnya diversifikasi rantai pasokan sebagai akibat dari krisis, dan banyak yang mempercepat kebijakan China Plus One mereka, yang telah mereka mulai sebagai tanggapan terhadap perang dagang AS-China. Akibatnya, produsen global meningkatkan investasi mereka di Vietnam tahun lalu.
Permintaan yang lebih tinggi untuk barang-barang konsumen tertentu mendorong aktivitas ekonomi karena orang-orang di seluruh dunia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah selama penguncian. Ekspor perabotan dan aksesoris rumah tangga Vietnam, serta telepon, komputer, dan elektronik, meningkat drastis.
Meskipun ini adalah kabar baik untuk neraca pembayaran negara, itu menempatkan ketegangan pada rantai pasokan negara, yang berjuang untuk mengikuti permintaan. Negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Thailand, telah mengalami masalah rantai pasokan seperti kekurangan kontainer, keterlambatan pengiriman panjang, backlog kargo, dan harga angkutan barang yang meroket.
Karena liburan Tahun Baru, banyak sopir truk yang kembali ke rumah hanya untuk dipenuhi dengan pembatasan karantina, menyebabkan keterlambatan dan hambatan tambahan di pelabuhan-pelabuhan regional.
Kesulitan saat ini tidak akan menghalangi produsen global untuk berbondong-bondong ke Vietnam; perusahaan multinasional besar seperti Apple, Samsung, dan LG Electronics, serta perusahaan lain dari Thailand, sudah melakukan outsourcing produksi ke Vietnam. Akibatnya, perdagangan regional akan diuntungkan karena Vietnam perlu mengimpor banyak komponen dari bagian lain wilayah tersebut.
Situasi ini menekankan perlunya infrastruktur transportasi regional yang lebih banyak dan lebih baik, serta alternatif yang lebih overland untuk pelabuhan pengiriman padat dan jalur laut.
Untuk meringankan masalah, pemerintah Vietnam telah memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Jalan raya nasional baru dan bandara yang dibangun di luar Kota Ho Chi Minh adalah salah satu dari setengah lusin proyek dalam pekerjaan. Pemerintah daerah juga telah diberitahu untuk mempercepat rencana investasi mereka, dengan investasi negara meningkat sebesar 14,5 persen tahun lalu.
Negara-negara lain di kawasan ini juga membantu Vietnam mengembangkan infrastrukturnya. Cina, Jepang, dan Korea Selatan semuanya berinvestasi besar dalam proyek konstruksi besar, sementara Thailand berfokus pada pengembangan energi dan Singapura mempromosikan modernisasi industri logistiknya.
Dengan konektivitas ekonomi kawasan yang terus meningkat, semua negara di kawasan ini memiliki kepentingan dalam menyelesaikan hambatan dan masalah rantai pasokan, karena kemakmuran ekonomi kita di masa depan terjalin.