SINGAPURA: Permintaan akan tenaga kerja logistik terampil diperkirakan meningkat 15-20 % dalam dua tahun ke depan.
Perkiraan ini sesuai dengan prediksi dari perusahaan perekrut tenaga kerja di Asia, Spring Professional. Dengan semakin menjamurnya bisnis ritel multi-channel, para pemain di industri logistik disebutkan akan semakin membutuhkan tenaga kerja yang mampu menangani metode manajemen rantai pasokan baru ini.
Industri logistik di Singapura berkembang dengan cukup pesat. Kendati demikian, pemain lama seperti Jurong Cold Store berambisi untuk tetap menjadi pemimpin di industri ini. Untuk mencapai misi tersebut, Jurong Cold Stone telah menggelontorkan dana sebesar 30 juta USD untuk pengembangan sistem logistik otomatis mereka.
Darren Lee, direktur bisnis Jurong Cold Store mengatakan, “Tenaga kerja kini semakin mahal sehingga kami memiliki masalah baru, yakni menemukan tenaga kerja yang tepat untuk operasional perusahaan yang semakin canggih.”
Menurut data Spring Professional, sektor logistik Singapura mempekerjakan 192.600 pekerja. Dengan makin meningkatnya penggunaan internet, perusahaan perekrutan tenaga kerja ini mengatakan bahwa penting bagi para pekerja tersebut untuk beradaptasi dengan teknologi.
Pasalnya, dengan maraknya bisnis online, para perusahaan logistik harus memodifikasi model bisnis mereka untuk melayani kebutuhan baru yang akan muncul.
Spring Professional mengatakan bahwa fokus utama mereka adalah membantu para pekerja untuk memiliki keahlian khusus yang dapat digunakan untuk melayani model rantai pasokan yang baru.
Kenneth Koo, direktur bidang rantai pasokan & logistik Spring Professional (Singapura), mengatakan bahwa akan ada banyak permintaan tenaga kerja kreatif di sektor logistik. Kenneth juga menambahkan bahwa akan ada kompetisi yang ketat di sektor ini yang berujung pada tingginya biaya yang diperlukan untuk mempekerjakan pekerja dengan keahlian semacam itu.
Spring Professional juga mencatat bahwa tren tersebut condong membuat para staf 3PL (Third Party Logistic) untuk pindah ke perusahaan yang memiliki tim logistik internal.
Atas situasi ini, perusahaan penyedia jasa logistik harus mengantisipasi kesulitan untuk mempertahankan para staf mereka dengan cara harus melatih keterampilan para staf secara komprehensif agar perusahaan tetap digerakkan oleh pekerja yang berkompeten.